Ia mengendap.
Seolah ia melihat rahasia besar, tak perlu disebutkan apa.
Namun jika terbongkar sebuah masalah besar bagi mereka.
Ia tertangkap oleh mata mereka.
Ia berlari mencoba meloloskan diri.
Namun tenaganya tak m,encukupi, ia terkejar. Tertangkap.
Dengan (sebenarnya tidak) terpaksa, mereka mengambil apa
yang telah ia mengambil saksi dari apa yang mereka lakukan.
Mereka mencongkel matanya.
Yakin telah mati, mereka meninggalkannya tergeletak.
Namun mereka tak tau bahwa hanya gambar saja yang ditangkap
dengan mata.
Dan kekuatan telah membangkitkannya, mencoba mengungkap apa
yang ia telah saksikan.
Ia berjalan, dengan cucuran darah dari kelopak matanya.
Ia mencari keadilan yang biasa ditentukan oleh ketukan palu.
Pengadilan.
Terungkap semua kejahatan mereka, mereka pun ditembak mati.
Ia.
Darah kering masih membalut wajahnya, ketika ia tersenyum
dalam kematian sucinya.