Senin, 06 Oktober 2014

Idul Adha

Kemarin Idul Adha
Banyak kambing dan sapi meneteskan air mata bahagia
Mereka menantikan surga yang ada di depan mata ketika golok penyembelih menyentuh leher mereka
Tak bisa kubayangkan bagaimana perasaan keluarga yang mereka tinggalkan
Bahagia atau sedihkah? Kukira hanya kekasihnya yang bersedih karena pujaan hatinya telah pergi
Meskipun sudah dijanjikan surga oleh Sang Ilahi
Kurasa tak perlu 'ku ceritakan kisah nabi Ibrahim AS dengan nabi Ismail AS
Karena sebagai muslim kau harusnya tau sejarah nabimu
Biar 'ku telaah Idul Adha pada zamanku
Sate, gulai, rawon, dan krengsengan menjadi makanan yang tak pernah alpa di meja makan
Mungkin pemakannya saja yang absen karena sakit kebanyakan makan
Baru saja aku memakan sate
Dan baru kusadari hal besar yang berbahaya akan terjadi karena satu hal
Tusuk sate
Iya, aku membuangnya di tempat sampah
Kurasa nanti malam Ibuku akan membuang sampah rumahku ke TPA depan gang
Dan pastilah tusuk sateku ikut terbuang
Ketika Pak tua sampah memunguti sampah dan tak sengaja kakinya tertancap tusuk sateku
Bahaya
Pastilah berdarah kakinya
Bisa-bisa tetanus! Masuk rumah sakit! Mati!
Segera kuambil tusuk sateku
Tak pikir panjang, ku bakar kau! Dasar tusuk! Sukanya menusuk!
Tapi sebelumnya aku minta maaf kepada Allah telah membuat asap sebab telah membakar tusuk sate ini
Sebagai gantinya nanti aku akan beli 1 bibit pohon
Dan kutanam dirumah

Sehari setelah Idul Adha
Matahari congkak panasnya nyengat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar